Singgalang Dinobatkan Jadi Media Lokal Terbaik

Ketua Umum SPS, Januar P. Ruswita (kiri) menyerahkan penghargaan Media Lokal Terbaik kepada "Singgalang" diterima Joni Ardikesuma, Manager Marketing Perwakilan Singgalang Jakarta, saat perayaan HUT 78 SPS dan 25 tahun keberadaan UU Pers di Hotel Savoy Homann Bandung. (ist.)
BANDUNG - Perayaan HUT ke-78 Serikat Perusahaan Pers (SPS) dan 25 tahun keberadaan UU Pers, menggelar dialog nasional tentang media di Bandung, Jawa Barat. Ini
sekaligus juga memberikan apresiasi berupa "Media Brand Awards 2024" kepada Media Lokal Terbaik dan Media Nasional Terbaik.
Di samping penghargaan kepada media, SPS juga memberikan apresiasi kepada korporasi, institusi, dan pemerintah daerah atas sumbangsihnya dalam memajukan industri pers dan ekosistem media selama 2024. Lalu, ada penghargaan khusus "Lontar Award" kepada Bupati Bandung Dadang Supriatna dan "Lestari Award" kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Untuk Kategori Media Lokal Terbaik, ada 14 media daerah di Indonesia yang diberikan apresiasi, yakni Harian Singgalang, Bali Post, Banjarmasin Post, Cendrawasih Post, Harian Fajar, Kaltim Post, Radar Cirebon, Serambinews, Solopos, SriwijayaPost, Tribun Lampung, Tribun Pekanbaru, Tribun Timur, dan Waspada Online.
Sedangkan untuk Kategori Media Nasional Terbaik ada 10, yakni Detik.com, Good News From Indonesia.id, Harian Kompas, Jawa Pos, Kompas.com, Kumparan.com, Narasi, Pikiran Rakyat Media Network, Tempo.co, dan Tribunnews.com.
Gelaran Dialog Nasional selama dua hari, (19-20/9) di Hotel Savoy Homann, Bandung, mengangkat tema "Mewujudkan Pers Sehat, Pers Berkualitas" dihadiri SPS Provinsi se-Indonesia yang mewakili seluruh anggotaSPS yang terdiri dari 569anggota media arus utama.
"Anugerah 78 TahunSPS menjadi sangat spesial karena menjadi pun
cak penyelenggaraan kompetisi Media Brand Awards,Media Relations Award,Pemimpin Divisi Komunikasi, Korporasi, danInstitusi Terpopuler. Semua penghargaan tersebut diperuntukkan bagi media, korporasi, institusi, dan pemerintah daerah,"kata Januar P. Ruswita, selaku Ketua Umum SPS, saat membuka acara dialog tersebut.
Januar menuturkan, SPS berikan penghargaan tertinggi "Lestari Award 2023" kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat karena keberhasilannya dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya setempat sebagai tiang penyangga pers lokal.
"Bandung merupakan tempat di mana jejak pers dan peta kebangkitan nasional dilahirkan," ungkapnya.
Dikatakan, ada tiga surat kabar yang lahir di Bandung, Jawa Barat,
yakni Medan Prijaji, Soeloeh Indonesia, dan Fikilran Ra'jat, menjadi trisulayang menemani perjuangan Sukarno dan bangsa
Indonesia dalam melawan
kolonialisme dan imperialisme di berbagai belahan dunia.
Menurut Owner Koran Pikiran Rakyat ini, puncak rangkaian HUT SPS tahun ini menjadi sangat spesial karena bertepatandengan perayaan 25 tahun lahirnya UU Pers, yakni UU No 40tahun 1999 yang diundangkan pasca Reformasi, tepatnya pada
23 September 1999. Untuk itu SPS ingin mengabadikan momenini di Bandung, tempat di mana jejak pers dan peta kebangkitannasional dilahirkan.
"Tepatnya saat Bapak Pers Nasional, Tirto Adhi Soerjo,mendirikan surat kabar milik pribumi pertama di Indonesia,yakni Medan Prijaji, 1 Januari 1907. Setelahnya, Bapak
Proklamator, Sukarno, mendirikan surat kabar Soeloeh Indonesia pada Desember 1927. Setahun kemudian, tepatnya 15Juli 1928, beliau lanjut mendirikan Persatoean Indonesia.
Kemudian pada masanya Bandung menjadi saksi perhelatanbersejarah pergerakan dunia, yakni Konferensi Asia Afrika, 18- 24 April 1955," ungkap Januar. Bersikap dan Tantangan Lebih lanjut Januar menuturkan, di tahun ini, jejak pers akankembali terukir di Bandung, sesuai tema "Mewujudkan Pers
Sehat, Pers Berkualitas" menjadi ruh bagi tema keseluruhan rangkaian acara.
"Tema tersebut sengaja diangkat untuk mengurai apa sajasebenarnya tantangan yang tengah dihadapi industri persnasional dan bagaimana seharusnya pers bersikap atastantangan tersebut," ucapnyaTentu saja tema tersebut juga sebagai refleksi seperempat
abad kelahiran UU Pers yang kerap dikaitkan denganKemerdekaan Pers.
"Sudahkah Pers Indonesia Merdeka dalamarti yang sebenar-benarnya merdeka, yakni pers yang sehat
secara bisnis, menghasilkan produk yang independen danberkualitas bagi audiensnya,' tandas Januar.
Menurutnya, industri pers saat ini sedang terdisrupsi. Banyak perusahaan pers media konvensional yang tidak mampu
menjawab perubahan zaman yang selaras dengan perkembangan teknologi.
Dan ada juga media yang berhasil berdaptasi melakukan
transformasi ke platform media digital. Hanya saja dalam
perjalanannya, industri pers menjadi tergantung pada keberadaan platform digital yang mendominasi model bisnis dan model distribusi konten, tutupnya. (R)
Tulis Komentar