Perkuat Komitmen Equity, Diversity & Inclusion

Unilever Ajak 700 Anak Muda untuk Diskusi Toleransi

SETARA Institute dan Unilever Indonesia menggelar diskusi, “Merawat Toleransi: Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Lahir Pancasila”, Jakarta, Selasa (31/5/2023). (istimewa)

JAKARTA - SinggalangNews.com, Hari Lahir Pancasila, SETARA Institute dan Unilever Indonesia menggelar diskusi bertajuk, “Merawat Toleransi: Bicara Equity, Diversity & Inclusion di Hari Lahir Pancasila”, yang diikuti lebih dari 700 milenial dan Gen-Z sebagai upaya mengajak anak muda untuk lebih toleran.

Pada panel diskusi tersebut turut mengupas rangkaian komitmen Unilever Indonesia untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif, termasuk berbagai inisiatif yang melibatkan generasi muda sebagai motor penggerak perubahan.

Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni adalah momen untuk merefleksi betapa nilai-nilai toleransi yang telah tertanam di dalam kelima sila Pancasila adalah titik temu dan pemersatu kemajemukan di Indonesia. Namun tak dapat dipungkiri, negara kita masih dihadapkan dengan banyak kasus intoleransi dan diskriminasi.

Di tengah dialog,Halili Hasan, Direktur Eksekutif SETARA Institute menyampaikan sejumlah data: Global Gender Gap Report 2022 oleh World Economic Forum (WEF) menempatkan Indonesia di peringkat 7 dari 11 negara ASEAN dalam hal indeks kesenjangan gender.

Selain itu, menurut data Komnas Perempuan, sepanjang tahun 2022 terdapat 4.371 kasus yang diadukan, dimana 79% di antaranya adalah kekerasan berbasis gender.

Menurut Laporan Kemitraan Australia-Indonesia (AIPJ), Indonesia mengalami persoalan serius berkaitan dengan kuatnya stigma seputar penyandang disabilitas, pendekatan berbasis karitas dan medis terhadap mereka, serta tidak adanya data yang akurat dan komprehensif tentang penyandang disabilitas di Indonesia.

Hal ini menjadi hambatan besar karena menghalangi dilakukannya advokasi berbasis bukti, kajian kebutuhan, formulasi kebijakan, pemantauan kemajuan, dan evaluasi secara tepat.

Dalam catatan SETARA Institute, sepanjang tahun 2022 terdapat 175 peristiwa dengan 333 tindakan pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia. Angka ini meningkat dibandingkan dengan temuan tahun sebelumnya.

Menyikapi kondisi ini, setiap dari kita punya peran dan tanggung jawab untuk berkontribusi merawat toleransi, mulai dari Pemerintah, individu, hingga institusi atau organisasi.

Kristy Nelwan, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia menerangkan, “Menginjak tahun ke-90 beroperasi di tanah air, kami terus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan menghormati keragaman di masyarakat Indonesia. Hal ini tertuang dalam komitmen ED&I Unilever Indonesia yang kami terapkan sendiri di lingkungan kerja, dan melalui kampanye dan program Perusahaan ataupun brand-brand kami."

Kami ingin turut berkontribusi pada berbagai upaya kolektif untuk mewujudkan budaya yang merangkul individu atau kelompok dengan latar belakang, kemampuan, serta perspektif yang berbeda atau kurang terwakili, agar kita dapat menegakkan Equity, Diversity & Inclusion (keadilan, keberagaman, dan inklusi) sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya merawat toleransi.

Melihat urgensi dan kebutuhan yang ada, maka di bawah naungan ED&I BoardUnilever Indonesia, 3 (tiga) fokus komitmen ED&I Unilever Indonesia adalah:

1. Keadilan Gender: Beberapa tahun belakangan Unilever Indonesia bahkan bukan lagi bicara mengenai kesetaraan atau equality, melainkan keadilan atau equity – memberikan kesempatan yang sama, perlakuan adil, dan support yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan unik dari setiap perempuan dalam menunjukkan potensi dan kiprahnya

2. Keadilan untuk Penyandang Disabilitas: Menciptakan lingkungan kerja yang ramah disabilitas, dan membuka peluang yang adil bagi penyandang disabilitas untuk membuktikan kemampuan mereka tanpa keraguan

3. Penghapusan Diskriminasi dan Stigma: Mempromosikan rasa saling percaya, menghormati hak asasi manusia, dan memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang dengan melawan diskriminasi dan stigma

Berbagai kemajuan telah dicapai Unilever Indonesia selama 2022 (data terpisah di lembar fakta), dan menjadi pijakan untuk melahirkan berbagai inisiatif baru sembari menjalin kolaborasi lebih kuat dengan berbagai pihak yang memiliki misi sejalan untuk terus menghidupkan semangat toleransi di Indonesia. Salah satunya dengan merangkul generasi muda yang nyatanya semakin peka dan mendukung upaya-upaya ED&I.

Ada sejumlah fakta yang mencerminkan harapan bagi masa depan Indonesia yang lebih inklusif, contohnya:

Indonesia Millennial Report 2022 menunjukkan 61% milenial mendukung kesetaraan gender, dan 62% percaya bahwa perempuan memiliki kemampuan setara untuk menjadi pemimpin

Di situs indorelawan.org, tercatat setidaknya lebih dari 160 gerakan/program yang dimotori generasi muda untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas

Riset International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Lembaga Demografi FEB UI di 2022 menyebutkan 74% Gen-Z mendukung adanya tempat ibadah agama minoritas di sekolah-sekolah

Demi memperkuat geliat positif ini, Unilever Indonesia menggelar program “Every U Does Good Heroes” sejak 2021 memberikan mentorship, micro grant, serta pembinaan pada sederetan sosok generasi muda agar mampu jadi sociopreneurs masa depan mampu menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk merawat toleransi. Salah satu pemenang “Every U Does Good Heroes 2022” adalah Tito Tri Kadafi, Co-founder & Director Bastra ID.

Semangat generasi muda harus terus dipupuk agar toleransi dalam bentuk pengakuan dan perlakuan yang adil, non diskriminatif, dan inklusif dalam menyikapi kemajemukan akan terus menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Berharap dialog hari ini akan melahirkan lebih banyak aksi nyata yang sejalan dengan langkah kami dalam mendorong Equity, Diversity & Inclusion demi dampak yang terus berlipat ganda, pungkas Kristy. (sm)