Strategi Kelas Menengah di Tengah Biaya Hidup Tinggi serta Gejolak Pasar
Enrico Tanuwidjaja, ASEAN Economist UOB, Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret pada Media Literacy bertajuk “Investasi via Digital: Strategi Kelas Menengah di Tengah Biaya Hidup Tinggi dan Gejolak Pasar“ Jakarta, Selasa (11/3/2025). (istimewa)
JAKARTA - Dengan situasi inflasi yang diproyeksikan terus meningkat setiap tahunnya, UOB Indonesia memandang pentingnya perencanaan keuangan yang lebih cermat untuk menjaga stabilitas dan ketahanan finansial kelas menengah.
Hal tersebut, UOB Indonesia merumuskan perencanaan keuangan yang dibagi ke dalam tiga hal. Pertama, alokasikan dana untuk menabung (SAVINGS) sebesar 10-20%. Selanjutnya adalah kebutuhan dasar (NEEDS) berkisar 70-85% serta keinginan (WANTS) sebesar 5-10%.
Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk yang tergolong kelas menengah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir, dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Artinya, ada sekitar 9,48 juta orang yang keluar dari kategori kelas menengah dan turun ke kategori yang lebih rendah.
Penurunan ini diiringi dengan peningkatan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori aspiring middle class atau kelompok yang ada diantara kelas menengah dan rentan miskin. Data BPS menunjukkan 2024, sebanyak 137,5 juta orang atau 49,22% dari total penduduk masuk dalam kategori ini.
BPS juga memperingatkan banyak dari penduduk kelas menengah saat ini berada di ambang batas bawah kelompok mereka dengan pengeluaran rata-rata sekitar Rp 2,04 juta per kapita per bulan. Sehingga ada kerentanan jika terganggu, kelompok ini akan masuk kembali ke aspiring middle class.
Sedangkan survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BPS menyebutkan, tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia berada di angka 65,43%, meningkat signifikan dibandingkan 2013 yang masih 21,84%.
Disampaikan oleh Enrico Tanuwidjaja, ASEAN Economist UOB, bahwa literasi keuangan masyarakat masih perlu ditingkatkan, sebab masih terdapat gap 9,59% dari tingkat inklusi keuangan saat ini yang mencapai 75,02%.
Menurutnya, semakin banyak masyarakat yang memiliki akses ke layanan keuangan, namun tidak semuanya memiliki pemahaman yang cukup tentang mengelola keuangan dan investasi secara bijak.
"Sementara itu, dalam menghadapi tren digitalisasi keuangan, UOB Indonesia menekankan pentingnya peningkatan literasi keuangan untuk menciptakan kelas menengah yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan di masa depan," kata Vera Margaret, Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, dalam diskusi di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
UOB Indonesia sendiri, secara rutin melaksanakan kegiatan literasi keuangan, baik kepada rekan-rekan media, bersama komunitas, termasuk menjadi pembicara di berbagai kesempatan, ucap Vera.
Melalui literasi yang memadai, UOB Indonesia berharap masyarakat akan lebih memahami dasar-dasar investasi dan mengelola risiko dengan baik, serta membantu kelas menengah Indonesia mempertahankan daya beli dan stabilitas keuangan, bahkan dalam situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian.
Fitur Digital Wealth di UOB TMRW
Mengikuti perkembangan di era digital, UOB Indonesia meluncurkan Digital Wealth atau fitur pembelian dan pengelolaan produk reksadana secara digital di aplikasi UOB TMRW.
Melalui fitur terbaru ini, UOB menghadirkan kemudahan bagi nasabah dalam mengakses berbagai pilihan reksa dana yang sesuai dengan profil risiko mereka. Selain itu, nasabah bisa melakukan Beli/Top Up, Jual, dan Alihkan portofolio investasi cukup dari satu aplikasi.
Investasi juga menjadi lebih mudah dengan penjadwalan bulanan, serta mengecek riwayat transaksi atau portofolio investasinya secara digital untuk kenyamanan dan transparansi nasabah.
Disampaikan, bahwa proses pembukaan rekening investasi bisa dimanapun dan kapanpun dengan layanan 24/7. Nasabah juga bisa memulai investasi dengan lebih cepat dan aman karena konfirmasi data dilakukan secara digital. Selain itu, proses pembaruan profil risiko juga bisa diakses kapanpun dari aplikasi UOB TMRW.
Keunggulan lainnya, nasabah bisa melihat portofolio Digital Wealth dari satu aplikasi seperti (1) total saldo simpanan mencakup rekening tabungan dan deposito, baik dalam mata uang lokal atua asing; (2) nilai pasar dari seluruh portofolio reksa dana dan obligasi; dan (3) total nilai polis asuransi.
Digital Wealth juga akan memberikan insight kepada nasabah dalam melakukan penilaian profil risiko sebelum mulai berinvestasi, berdasarkan jangka waktu, gaya investasi, tujuan investasi, dan toleransi risiko, sehingga dapat membuat keputusan yang menyeluruh.
UOB Indonesia berharap hadirnya fitur terbaru Digital Wealth di aplikasi UOB TMRW dapat menjadi kontribusi lebih dalam meningkatkan stabilitas keuangan bagi masyarakat kelas menengah.
Pedoman Risk First Approach dari UOB
UOB Indonesia sebagai bank ternama di Asia percaya bahwa investasi sebagai salah satu aktivitas keuangan, harus memerlukan pengetahuan dan kemampuan menilai tingkat pengembalian dan risiko aset investasi.
Melalui pendekatan Risk-First, secara aktif UOB Indonesia memberikan pengenalan risiko yang baik untuk membantu masyarakat dalam mengelola keuangannya termasuk mengenalkan pada instrument-instrumen investasi yang aman.
Dalam pendekatan Risk-First, ada tiga pilar atau langkah dalam perencanaan keuangan. Langkah pertama adalah melindungi (protect) diri dan orang yang dicintai dari risiko kejadian hidup yang tidak terduga dengan menyediakan dana darurat dan perlindungan asuransi.
Kedua, membangun (build), portofolio awal dengan produk keuangan yang tidak mudah terpengaruh kendali pasar. Ketiga, langkah terakhir dalam perencanaan keuangan adalah meningkatkan (enhance) pertumbuhan portofolio investasi dengan menangkap peluang pasar, jelasnya. (eko)










Tulis Komentar