Singgalangnews.com,Jakarta- Virus Covid-19 terus bermutasi hingga memunculkan berbagai varian baru yang meresahkan dunia, seperti BA.4 dan BA.5. Di Indonesia, varian baru ini menjadi penyebab terjadi lonjakan kasus covid-19 pada pekan ini.
Kasubbid Dukungan Kesehatan Satgas COVID-19 Nasional, Alexander Ginting
mengatakan lonjakan kasus covid-19 yang terjadi disebabkan oleh munculnya
varian baru omicron BA.4 dan BA.5.
"Jadi memang benar bahwa setiap ada perubahaan varian, itu menyebabkan
terjadi kenaikan kasus," ujar Alex dalam diskusi daring yang digelar Forum
Merdeka Barat 9 bertema "Awas, Omicron Kembali Mengintai Indonesia" pada
Kamis, (16/6/22).
Namun lonjakan kasus yang terjadi, Alex meyakini, selain disebabkan oleh
munculnya varian baru juga karena faktor lainnya seperti longgarnya penerapan
protokol kesehatan di masyarakat.
"Tapi kenaikan kasus ini juga dibarengi oleh faktor-faktor lain. Salah satunya
faktor adalah terjadinya pelonggaran protokol kesehatan di masyarakat,
individu, keluarga ataupun komunitas," katanya.
Faktor kedua, jelas Alex, seiring dengan semangat perbaikan dan pemulihan
ekonomi nasional yang menyebabkan terjadinya peningkatan mobilitas.
Mobilitas ini, Alex mengakui, tertuang dalam surat edaran Satgas Covid-19
tentang Protokol Kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri No.18 dan
Surat Edaran No.19 tentang Protokol Kesehatan bagi Pelaku Perjalanan Luar
Negeri.
"Jadi ini juga mempengaruhi terjadinya mobilitas yang tinggi. Artinya banyak
orang Indonesia ke luar dan banyak orang luar masuk Indonesia," ungkapnya.
Faktor lainnya, jelas Alex, adalah pelonggaran peraturan yang tidak mewajibkan
pelaku perjalanan melakukan test PCR dan lain-lain. Hal ini seiring dengan
vaksinasi yang memadai. Sehingga pelonggaran persyaratan dialihkan ke
persyaratan vaksinasi.
Alex menyampaikan, pandemi covid-19 belum berakhir dan corona virus ini akan
terus bermutasi dan menular. Untuk itu, pemerintah akan melanjutkan
penerapan strategi pengendalian covid-19 berlapis yang selama ini diterapkan.
"Sekarang kita masuk dalam penerapan prokes di tingkat desa dan kelurahan
yang disebut skala micro. Ini yang tidak boleh kemah. Sebab ini bagian dari
sistem ketahanan negara," bebernya.
Alex menyebut, varian baru omicron BA. 4 dan BA.5 ini, muncul dengan karakter
unik yakni mampu menghindari antibodi sistem kekebalan tubuh atau yang
disebut escape immunity.
"Memang jelas bahwa varian BA.4 dan BA.5 ini dilaporkan juga memiliki
kemampuan penurunan kemampuan terhadap Antibodi monoklonal jadi dia
memiliki kemampuan escape," terangnya.
Alex menambahkan, dua varian ini memiliki sifat yang mudah menular dari satu
orang ke orang lainnya. Termasuk orang-orang yang sudah mendapat vaksinasi
lengkap dan booster Covid-19.
Meski demikian, Alex menuturkan bahwa varian omicron BA.4 dan BA.5 tidak
memiliki tingkat infeksi separah varian Delta atau Omicron.
“Sehingga dengan adanya subvarian BA.4 dan BA.5 ini hanya menimbulkan
gejala ringan, tidak sama dengan waktu Delta," jelasnya.
Lebih lanjut, menurutnya selama tingkat vaksinasi rendah (timpang) maka virus
Covid-19 semakin bermutasi atau berkembang.
"Kita lihat di Afrika ini (varian B.1.1.529 atau Omicron) setelah Omicron masuk
ke berbagai negara, dia juga ikut berkembang bermutasi terus berlangsung,
khususnya di negara yang vaksinasinya timpang. Afrika selatan sebagai contoh
salah satu negara yang akses vaksinasinya tidak merata dan terus berkembang,"
pungkas Alex.
Bagi orang dengan komorbid (penyakit penyerta) dan belum di vaksinasi Covid-
19, varian ini bisa menimbulkan kesakitan parah.
Maka dari itu, masyarakat diimbau melakukan upaya proteksi diri, salah satunya
dengan vaksinasi lengkap dan booster Covid-19.
"Bertujuan, jika suatu saat terinfeksi, maka hanya mengalami gejala ringan alias
menurunkan risiko kesakitan parah hingga rawat inap," ujarnya. (dpri)
Komentar Anda :