Optimalkan Keuntungan KemenKop UKM Dorong Petani Sawit Masuk Koperasi
Kamis, 09-06-2022 - 09:22:54 WIB
Singgalangnews.com,Jakarta- Asisten Deputi Pengembangan dan Pembaruan Perkoperasian, Kementerian Koperasi & UKM, Bagus Rachman S.E., M.Ec mengatakan pihaknya mendorong petani sawit swadaya tergabung dalam koperasi. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan hasil sumber daya alam (SDA)-nya.
Karena itu, Upaya melibatkan usaha rakyat secara lebih luas menjadi penting
dipertimbangkan supaya pasar nasional tidak rentan akibat dominasi pelaku
industri besar yang justru cenderung mengambil untung saat kenaikan harga
produk sawit di tingkat internasional terjadi.
“Korporatisasi sawit adalah kebijakan untuk mewujudkan apa yang disebut
korporasi petani sawit. Ini tujuannya untuk meningkatkan pendapatan para
petani sawit," kata Bagus dalam dalam diskusi daring bertema "Atur Ulang Tata
Kelola Sawit" yang digelar FMB9 (Forum Merdeka Barat9, Rabu (8/6/22).
Bagus menjelaskan, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020
tercatat lebih dari 40 persen perkebunan kelapa sawit di Indonesia dikuasai oleh
petani swadaya.
Namun sayang, hingga kini masih banyak petani yang belum tergabung dalam
koperasi, sehingga mereka tidak mendapat keuntungan yang layak.
"Dari sisi tata kelola, kita bicara dari hulu dulu ya. Jadi kalau kita melihat data
dari BPS tahun 2020, tercatat 14,59 juta hektar luas perkebunan sawit di
Indonesia," papar Bagus.
Yang menarik, menurut Bagus, dari total tersebut, terdapat sekitar 41 persen
atau 6,04 juta hektar di antaranya dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
Mereka dalah petani sawit yang memiliki lahan terpisah-pisah.
Maka dari itu, lanjutnya, kehadiran KemenKopUKM dalam urusan tata kelola
industri sawit ini, pertama dapat dipandang sebagai konsolidator para petani
sawit.
"Nah, dari sisi KemenKopUKM, kita bicara bagaimana para petani swadaya itu
sebaiknya terkonsolidasi melalui wadah koperasi, sehingga naik secara
ekonomi," tuturnya.
Bagus mengatakan, keuntungannya apabila bergabung ke koperasi ialah,
koperasi dapat berperan sebagai aggregator hasil produksi anggota dan
memfasilitasi kebutuhan pinjaman produktif anggota.
Dalam implementasinya, petani kelapa sawit diharapkan menjual TBS kepada
koperasi. Koperasi membeli dan mengolah TBS (PKS sendiri) atau bermitra
dengan perusahaan. Koperasi memasarkan crude palm oil (CPO) dan produk lain
baik pasar ekspor maupun domestik.
Korporasi Koperasi Petani Kelapa Sawit diharapkan membuat petani mampu
menghadapi fluktuasi harga TBS, melakukan peremajaan dan bersertifikat ISPO,
meningkatkan produktivitas dan tata kelola kebun yang lebih baik, membuka
akses pasar dan permodalan.
Nantinya lanjut Bagus, koperasi petani sawit harus menjadi koperasi modern
yang telah mengadopsi teknologi serta berpotensi dalam skala industri.
Sehingga memiliki akses terhadap sumber permodalan dan pasar agar
menghasilkan nilai tambah tinggi dan manfaat yang besar kepada anggotanya
dengan mengedepankan nilai dan prinsip koperasi.
Masih menurutnya, pengembangan model bisnis koperasi sawit merupakan
tugas Kemenkop dan UKM dengan dukungan sejumlah lembaga terkait
termasuk Pemerintah daerah.
"Nanti akan ada pendampingan, tapi bukan hanya di koperasinya tetapi juga di
petaninya dan desanya. Di situlah pentingannya peran serta Pemda," ujar Bagus.
Lebih lanjut, Bagus menyampaikan, bicara tata kelola industri sawit perlu dilihat
dari hulunya. Untuk itu KemenKopUKM, katanya, terus berkolaborasi dengan
berbagai pihak lintas kementerian dan lembaga.
"Bicara industri sawit, ini kan bicara dari hulu ke hilir ya. Seperti diketahui, bicara
hilirasi sudah diatur sedemikian rupa. Sehingga nanti masyarakat yang
menerima tentunya diharapkan dengan harga yang terjangkau," paparnya.
KemenKopUKM, kata Bagus, terus berupaya melakukan kemandirian pangan.
Artinya, devisa negara tidak hanya datang dari kegiatan ekspor, namun juga dari
masyarakat itu sendiri.
"Kita juga melakukan kemandirian pangan, bahwa tidak hanya ekspor yang
masuk ke devisa tapi juga dari kita sendiri masyarakat, harus bisa menerima hasil
dari sumber daya alam yang kita miliki dari dan oleh untuk masyarakat,"
tutupnya.
Komentar Anda :